Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 Januari 2019

Etika Profesi Di Negara Jerman


Etika Profesi Di Negara Jerman



Pengertian Etika Profesi





            Etika berasal dari kata Etos. Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat dan kebiasaan. Menurut Jansen Sinamo, maka etos merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima secara aklamasi. Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Selain itu, metode pembangunan integritas bangsa harus dilakukan secara fokus dan serius, membawa misi perbaikan dalam proses berkesinambungan, serta keterlibatan total dari seluruh elemen masyarakat Indonesia.
            Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
            Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-normaetis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.



Perkembangan rakyat Jerman pasca PD II




            Dua belas tahun periode Adolf Hitler merupakan aib bagi bangsa Jerman yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang telah melahirkan filsuf-filsuf besar, penulis, komposer, dan ilmuwan setara Albert Einstein. Sisi gelap itu terus membayangi bangsa ini, hingga kini. Generasi pasca-Perang Dunia II adalah yang paling merasakan beban ini karena setidaknya ada anggota keluarga mereka yang ”tersangkut” dengan aib itu. Prof Dr Wolfgang Wippermann, ahli sejarah modern dari Friedrich-Meinecke Institut, Freie Universitat Berlin, mengenang betapa ia dan rekan segenerasinya sulit untuk terbebas dari ikatan ”keterlibatan” itu.




            ”Rakyat Jerman harus bekerja untuk bertahan hidup. Selama 30 tahun mentalitas ini berkembang bahwa Anda harus bekerja keras setiap hari, bahwa Anda harus menciptakan keajaiban ekonomi, dan seandainya Anda berhasil mungkin tetangga-tetangga Anda akan melupakan kejahatan yang telah Anda lakukan di PD II. Dengan kata lain, rakyat Jerman saat itu telah membantu memunculkan etos negeri ini yang dikaitkan dengan kerja keras dan mengejar pertumbuhan ekonomi,” kata Klaus Liedtke.
            Kesuksesan ekonomi menjadi faktor signifikan dalam mengarahkan rakyat Jerman untuk komit terhadap nilai-nilai demokrasi. ”Demokrasi bukan hanya soal parlemen atau pembagian kekuasaan antara eksekutif dan legislatif. Demokrasi juga sangat terkait dengan masa lalu sebuah bangsa dan ketika kita menyadarinya bahwa kesalahan itu tidak boleh terjadi lagi,” kata Wippermann yang bangga bahwa para mahasiswanya yang berusia 30 sampai 40 tahun lebih muda dari dirinya dan sama sekali tak memiliki kontak dengan periode Hitler, tetap kritis dalam menilai sejarah Jerman.
”Tujuan kita bukanlah bagaimana menguasai masa lalu, tapi bagaimana kita belajar dari sejarah, dan kemudian menjadikannya sebagai bagian integral dari identitas nasional kita,” lanjutnya.



Etika profesi di negara Jerman






            Dari penuturan di atas dapat di simpulkan bahwa rakyat Jerman pasca perang dunia II selesai tetap merasakan dampat negatifnya dalam jangka panjang dan rakyat Jerman sendiri ingin melupakan masa-masa kelam tersebut. Disamping itu juga masyarakat dunia juga masih belum bisa melupakan kekejaman NAZI. Dengan berjalannya waktu masyarakat dunia mulai melupakan kekejaman dan kesalahan Jerman saat PD II. Sehingga pada masa sekarang ini negara Jerman menjadi negara acuan atau contoh pada negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia dalam pembangunan dalam negeri dan yang akan di bahas ini adalah etika profesi yang diterapkan oleh masyarakat Jerman dalam bekerja yang membuat Jerman menjadi salah satu negara maju saat ini. Di bawah ini merupakan beberapa etika dalam bekerja masyarakat Jerman, yaitu :

1.      Waktu Bekerja
Rata-rata orang Jerman bekerja selama 35 jam per minggu atau 7 jam dalam sehari. Di Jerman jika waktunya bekerja mereka tidak akan melakukan hal lain seperti mengobrol, membuka sosial media, chat dan lainnya, namun mereka memilih untuk fokus bekerja. Orang Jerman terkenal fokus dan rajin dalam bekerja, sehingga produktivitas yang tinggi bisa di capai dalam waktu yang singkat.

2.      Pola Komunikasi
Orang Jerman tidak menyukai budaya basa-basi, mereka lebih suka berbicara secara langsung kepada karyawan atau atasannya. Orang Jerman lebih menyukai kata perintah langsung seperti “Ani, saya butuh persentasi untuk PT.AAA jam 4 sore”.

3.      Membedakan Pekerjaan dengan Pribadi
Pada umumnya orang Jerman sangat menghargai batasan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Bahkan pemerintah Jerman melarang pengiriman email kerjaan di atas jam 6 sore. Jadi ketika hari libur, maka mereka memanfaatkan waktu mereka untuk berlibur dengan main musik, mengikuti klub olah raga , klub hiking, klub futsal dan lain-lain.

4.      Jumlah Hari Libur yang Banyak
Jumlah hari libur dalam setahun bisa mencapai 6 minggu dan itu belum termasuk jumlah cuti bekerkja bisa sampai 25-30 hari. Kerana liburan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan membuat tubuh kita kembali fresh saat kembali ke kantor.

5.      Jarang Rapat atau Pertemuan
Bagi orang Jerman “Less social time is more work time“. Karena kultur kerja di Jerman menitikberatkan pada kualitas, bekerja secara individu, dan segera pulang setelah selesai pekerjaannya.

6.      Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas
Kultur kerja yang dilakukan di Jerman jauh lebih penting kualitas daripada kuantitas. Kualitas yang didapat dengan fokus, efisien dan dedikasi tanpa kompromi di tempat kerja.

7.      Menyatukan Visi dan Tujuan
Jika kamu bekerja dalam tim, pastikan untuk menyamakan pandangan, visi, misi, tujuan, serta ambisi. Karena jika pandangan kita dalam tim berbeda, hal ini dapat memecahkan persatuan didalam sebuah tim.

8.      Berinovasi
Membuat inovasi baru dengan taktik yang dinamis. Seperti yang dilakukan Jerman pada kejuaraan sepak bola, dengan membangun gudang data yang dapat membentuk aplikasi smartphone dan tablet untuk pelatih dan pemain Jerman yang dilakukan oleh pelatih Klinsmann dan Joachim Loew. Dimana inovasi tersebut dapat menghasilkan Jerman menang kejuaraan sepak bola dunia.

9.      Latihan
Kesuksesan Jerman di Piala Dunia Sepak Bola 2014 hasil dari latihan yang insentif disertai persiapan yang matang dan disiplin yang tinggi.

10.  Pertahankan Fleksibilitas
Pemain tim Jerman dalam Kejuaan Piala Dunia  sangat fleksibel sehingga berani bertukar posisi sesuai instruksi dari pelatih supaya semakin merepotkan tim lawan untuk menyerang. Fleksibel merupakan salah satu kunci sukses karena rencana yang sempurna tidak akan berlaku jika kondisi tidak memungkinkan.

11.  Hargai Keberagaman
Jerman sangat menghargai keberagaman, dalam hal ini keberagaman ditunjukan dengan tim Jerman yang terdiri dari beragam talenta dari beragam pemain. Keberagaman dari 11 individual yang dibuat menjadi satu tim yang solid.

12.  Fokus
Fokus untuk mencapai tujuan yang ingin di raih bersama . Jangan pernah lengah meskipun kamu sudah berada di atas angin.

13.  Strategi dan Action
Startegi dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan , karena latihan dan kerja keras saja tidak cukup jika tidak dieksekusi dengan baik.

14.  Rendah Hati, Ramah, dan Fun
Timnas Jerman terus berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan semua pihak, dengan berperilaku ramah kepada semua fans, akrab dengan warga sekitar mereka, dan tetap rendah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran IT Dalam Dunia FinTech (Financial Technology)

Peran IT Dalam Dunia FinTech (Financial Technology) Pengertian Financial Technology              Pengertian finansial  da...