Etika Profesi Di Negara Jerman
Pengertian Etika Profesi
Etika berasal
dari kata Etos. Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat dan
kebiasaan. Menurut Jansen Sinamo, maka etos merupakan kunci dan fondasi
keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima secara aklamasi. Selain itu,
etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja
atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Selain
itu, metode pembangunan integritas bangsa harus dilakukan secara fokus dan
serius, membawa misi perbaikan dalam proses berkesinambungan, serta keterlibatan
total dari seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Profesi adalah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Etika profesi adalah
sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang
filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau
norma-normaetis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan
manusia.
Perkembangan rakyat Jerman pasca PD II
Dua belas tahun periode Adolf Hitler merupakan aib bagi
bangsa Jerman yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang telah melahirkan
filsuf-filsuf besar, penulis, komposer, dan ilmuwan setara Albert Einstein.
Sisi gelap itu terus membayangi bangsa ini, hingga kini. Generasi pasca-Perang
Dunia II adalah yang paling merasakan beban ini karena setidaknya ada anggota
keluarga mereka yang ”tersangkut” dengan aib itu. Prof Dr Wolfgang Wippermann,
ahli sejarah modern dari Friedrich-Meinecke Institut, Freie Universitat Berlin,
mengenang betapa ia dan rekan segenerasinya sulit untuk terbebas dari ikatan
”keterlibatan” itu.
”Rakyat Jerman harus bekerja untuk bertahan hidup. Selama
30 tahun mentalitas ini berkembang bahwa Anda harus bekerja keras setiap hari,
bahwa Anda harus menciptakan keajaiban ekonomi, dan seandainya Anda berhasil
mungkin tetangga-tetangga Anda akan melupakan kejahatan yang telah Anda lakukan
di PD II. Dengan kata lain, rakyat Jerman saat itu telah membantu memunculkan
etos negeri ini yang dikaitkan dengan kerja keras dan mengejar pertumbuhan
ekonomi,” kata Klaus Liedtke.
Kesuksesan ekonomi menjadi faktor signifikan dalam
mengarahkan rakyat Jerman untuk komit terhadap nilai-nilai demokrasi.
”Demokrasi bukan hanya soal parlemen atau pembagian kekuasaan antara eksekutif
dan legislatif. Demokrasi juga sangat terkait dengan masa lalu sebuah bangsa
dan ketika kita menyadarinya bahwa kesalahan itu tidak boleh terjadi lagi,”
kata Wippermann yang bangga bahwa para mahasiswanya yang berusia 30 sampai 40
tahun lebih muda dari dirinya dan sama sekali tak memiliki kontak dengan
periode Hitler, tetap kritis dalam menilai sejarah Jerman.
”Tujuan kita bukanlah
bagaimana menguasai masa lalu, tapi bagaimana kita belajar dari sejarah, dan
kemudian menjadikannya sebagai bagian integral dari identitas nasional kita,”
lanjutnya.
Etika profesi di negara Jerman
Dari penuturan di atas dapat di simpulkan bahwa rakyat Jerman
pasca perang dunia II selesai tetap merasakan dampat negatifnya dalam jangka
panjang dan rakyat Jerman sendiri ingin melupakan masa-masa kelam tersebut. Disamping
itu juga masyarakat dunia juga masih belum bisa melupakan kekejaman NAZI. Dengan
berjalannya waktu masyarakat dunia mulai melupakan kekejaman dan kesalahan
Jerman saat PD II. Sehingga pada masa sekarang ini negara Jerman menjadi negara
acuan atau contoh pada negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia dalam
pembangunan dalam negeri dan yang akan di bahas ini adalah etika profesi yang
diterapkan oleh masyarakat Jerman dalam bekerja yang membuat Jerman menjadi
salah satu negara maju saat ini. Di bawah ini merupakan beberapa etika dalam
bekerja masyarakat Jerman, yaitu :
1.
Waktu Bekerja
Rata-rata
orang Jerman bekerja selama 35 jam per minggu atau 7 jam dalam sehari. Di
Jerman jika waktunya bekerja mereka tidak akan melakukan hal lain seperti
mengobrol, membuka sosial media, chat dan lainnya, namun mereka memilih
untuk fokus bekerja. Orang Jerman terkenal fokus dan rajin dalam bekerja,
sehingga produktivitas yang tinggi bisa di capai dalam waktu yang singkat.
2.
Pola Komunikasi
Orang Jerman
tidak menyukai budaya basa-basi, mereka lebih suka berbicara secara langsung
kepada karyawan atau atasannya. Orang Jerman lebih menyukai kata perintah
langsung seperti “Ani, saya butuh persentasi untuk PT.AAA jam 4 sore”.
3.
Membedakan Pekerjaan dengan Pribadi
Pada umumnya orang Jerman sangat menghargai batasan
antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Bahkan pemerintah Jerman melarang
pengiriman email kerjaan di atas jam 6 sore. Jadi ketika hari libur, maka
mereka memanfaatkan waktu mereka untuk berlibur dengan main musik, mengikuti
klub olah raga , klub hiking, klub futsal dan lain-lain.
4.
Jumlah Hari Libur yang Banyak
Jumlah hari libur dalam setahun bisa mencapai 6 minggu
dan itu belum termasuk jumlah cuti bekerkja bisa sampai 25-30 hari. Kerana
liburan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan membuat tubuh kita kembali
fresh saat kembali ke kantor.
5.
Jarang Rapat atau Pertemuan
Bagi orang Jerman “Less social time is more work
time“. Karena kultur kerja di Jerman menitikberatkan pada kualitas, bekerja
secara individu, dan segera pulang setelah selesai pekerjaannya.
6.
Kualitas Lebih Penting dari
Kuantitas
Kultur kerja yang dilakukan di Jerman jauh lebih
penting kualitas daripada kuantitas. Kualitas yang didapat dengan fokus,
efisien dan dedikasi tanpa kompromi di tempat kerja.
7.
Menyatukan Visi dan Tujuan
Jika kamu bekerja dalam tim, pastikan untuk menyamakan
pandangan, visi, misi, tujuan, serta ambisi. Karena jika pandangan kita dalam
tim berbeda, hal ini dapat memecahkan persatuan didalam sebuah tim.
8.
Berinovasi
Membuat inovasi baru dengan taktik yang dinamis.
Seperti yang dilakukan Jerman pada kejuaraan sepak bola, dengan membangun
gudang data yang dapat membentuk aplikasi smartphone dan tablet untuk pelatih
dan pemain Jerman yang dilakukan oleh pelatih Klinsmann dan Joachim Loew.
Dimana inovasi tersebut dapat menghasilkan Jerman menang kejuaraan sepak bola dunia.
9.
Latihan
Kesuksesan Jerman di Piala Dunia Sepak Bola 2014 hasil
dari latihan yang insentif disertai persiapan yang matang dan disiplin yang
tinggi.
10.
Pertahankan Fleksibilitas
Pemain tim Jerman dalam Kejuaan Piala Dunia
sangat fleksibel sehingga berani bertukar posisi sesuai instruksi dari
pelatih supaya semakin merepotkan tim lawan untuk menyerang. Fleksibel
merupakan salah satu kunci sukses karena rencana yang sempurna tidak akan
berlaku jika kondisi tidak memungkinkan.
11.
Hargai Keberagaman
Jerman sangat menghargai keberagaman, dalam hal ini
keberagaman ditunjukan dengan tim Jerman yang terdiri dari beragam talenta dari
beragam pemain. Keberagaman dari 11 individual yang dibuat menjadi satu tim
yang solid.
12.
Fokus
Fokus untuk mencapai tujuan yang ingin di raih
bersama . Jangan pernah lengah meskipun kamu sudah berada di atas angin.
13.
Strategi dan Action
Startegi dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan ,
karena latihan dan kerja keras saja tidak cukup jika tidak dieksekusi dengan
baik.
14.
Rendah Hati, Ramah, dan Fun
Timnas Jerman terus berusaha untuk menjaga hubungan
baik dengan semua pihak, dengan berperilaku ramah kepada semua fans, akrab
dengan warga sekitar mereka, dan tetap rendah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar